AMSTERDAM, July 11, 2024 (GLOBE NEWSWIRE) — Uji acak terkendali ini telah dilakukan di pusat IVF tersier, Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Antara bulan Januari 2023 hingga Juni 2023, sebanyak 120 wanita menjalani uji klinis secara acak. Wanita yang memenuhi syarat untuk uji klinis ini berusia antara 18-37 tahun penderita sindrom polikistik ovarium (PCOS). Setelah memberikan persetujuan tindakan medis, peserta menjalani uji klinis acak CAPA-IVM dengan atau tanpa pemberian FSH (1:1). Peserta dalam kelompok yang diberikan FSH menerima injeksi FSH rekombinan (rFSH) selama dua hari sebelum pengambilan oosit; sedangkan peserta dalam kelompok non-FSH tidak menerima injeksi rFSH. Semua kompleks oosit-kumulus yang diambil menjalani pematangan in vitro bifasik (CAPA-IVM). Oosit yang matang menjalani fertilisasi melalui prosedur ICSI, dan dibiakkan hingga mencapai tahap blastokista yang diikuti dengan vitrifikasi. Peserta menjalani transfer blastokista tunggal selama siklus penggantian embrio beku. Titik akhir primer adalah jumlah oosit yang matang.
Jumlah oosit yang matang setelah CAPA-IVM tidak berbeda secara signifikan antara kelompok non-FSH dan FSH (13 [9; 18] vs. 14 [7; 18]; selisih absolut –1 [interval kepercayaan 95% –5, 4]). Tidak juga terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dari segi hasil oosit dan embriologi lainnya, termasuk jumlah kompleks oosit-kumulus, jumlah oosit yang fertil, total jumlah blastokista dan blastokista yang bagus, serta total jumlah embrio beku. Angka kelahiran hidup adalah 38,3% dalam kelompok non-FSH dan 31,7% dalam kelompok FSH, tanpa perbedaan data statistik yang signifikan. Angka kejadian keguguran pada umur kehamilan <12 minggu adalah 5,0% dalam kedua kelompok tersebut. Komplikasi kehamilan terbilang jarang dan terjadi pada angka serupa pada kelompok non-FSH dan FSH; tidak ada persalinan prematur sebelum umur kehamilan 32 minggu.
Hasil penelitian dipresentasikan oleh Dr. Tuong M Ho pada Pertemuan Tahunan ke-40 European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) pada tanggal 9 Juli 2024 di Amsterdam (Belanda) dan telah dikirim untuk dipublikasikan dalam jurnal kedokteran reproduksi ternama.
Prof. Dr. Lan Vuong dari The University of Medicine and Pharmacy di Kota Ho Chi Minh dan rumah sakit MyDuc, HCMC, Vietnam, yang memimpin penelitian ini, mengatakan: “Uji acak terkendali ini pada 120 pasien membuktikan bahwa CAPA-IVM tanpa pemberian rFSH sama efektifnya dengan pemberian rFSH selama dua hari. Dengan angka kelahiran hidup sebesar 38% untuk transfer blastokista tunggal, CAPA-IVM mencapai angka kelahiran hidup yang serupa daripada IVF standar dengan pengobatan fertilitas melalui pemberian rFSH selama 8-10 hari. Ini adalah berita bagus dan suatu pencapaian yang sangat besar. Data ini mendukung keyakinan kami bahwa wanita penderita PCOS dapat menjalani pengobatan fertilitas alternatif yang menyeluruh tanpa pemberian gonadotropin.”
Tentang CAPA-IVM
CAPA-IVM adalah pendekatan baru untuk pematangan in-vitro pada oosit yang diambil setelah tanpa atau minimal stimulasi ovarium, yang menyertakan langkah kapasitasi dalam pematangan oosit secara in vitro yang meningkatkan kompetensi perkembangan oosit. CAPA-IVM adalah metode teknologi reproduksi berbantu yang nyaman bagi pasien serta dapat menjadi opsi alternatif daripada stimulasi ovarium dan IVF konvensional sehingga mengurangi beban pengobatan infertilitas pada beberapa kelompok pasien tertentu. Hak atas teknologi CAPA-IVM yang berlaku di seluruh dunia dimiliki oleh Lavima Fertility, Inc. Lavima Fertility kini mengembangkan alat medis untuk aplikasi teknologi ini di masa mendatang.
Untuk informasi selengkapnya:
André Rosenthal andre.rosenthal@lavimafertility.com
Johan Smitz johan.smitz@lavimafertility.com